Kamis, 01 Maret 2012

TUGAS GEOGRAFI : SDA TANAH (XI IPS3) -'ASPA COLLECTION'

MAKALAH GEOGRAFI
SUMBER DAYA ALAM TANAH


Di Susun Oleh :
Novena Putri (03/XI IPS3)
Patnawati wulandari(07/XI IPS3)
Rinta ratnasari (16/XI IPS3)
Rizky Aulia S (18/XI IPS3)
Sinta Kurnia D (22/XI IPS3)

SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL
 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011 - 2012

SUMBER DAYA ALAM TANAH

1. Pengertian
adalah bagian terluar dari bumi (kerak bumi) yang terjadi akibat pelapukan batuan maupun makluk hidup yang mati dan membusuk. Karena pengaruh cuaca maka jasad tersebut menjadi lapuk, dan kemudian mineralnya terurai (terlepas) yang menyebabkan tanah menjadi subur.
2. Perbedaan tanah dengan lahan
Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi.
Lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisis meliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Jadi kesimpulannya pengertian lahan lebih luas daripada tanah.
3. Manfaat Tanah
Sebagai tempat tinggal
Sebagai sumber penghidupan
Di jual untuk kepentingsn lain
Bahan baku untuk pengembangan usah (kerajinan dari tanah liat )
Sebagai lahan pertanian
Sebagai penyedia kebutuhan primer dan sekunder
Sebagai habitat bioma tanah

4. Macam – macam tanah
A. Tanah Subur
Tanah terdiri  dari tanah vulkanik, podzolik, dan aluvial. Jenis tanah subur terdapat di Pulau jawa, Nusa Tenggara dan sebagian kalimatan.
Ciri – ciri Tanah Subur
teksturdanstrukturtananyabaik,(butir-butirtanahnyatidakterlalubesardantidakterlalukecil)
banyakmengandunggaram yang bergunauntukmakanantumbuh-tumbuhan
banyakmengandung air untukmelarutkangaram-garaman.

    B. Tanah kurang subur
Tanah kurang subur terdiri dari tanah pasir, gambut, dan tanah kapur. Jenis tanah ini terdapat di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi
C. Tanah Tidak Subur
Yaitu tanah yang tandus karena mengalami proses pencucian oleh air hujan.Contoh jenis tanah tidak subur laterit , tanah jenis ini terdapat di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Ciri – ciri Tanah Tidak subur
Keras tidak gembur, banyak bebatuan dan bercadas
Akibat kerusakan Tanah
Erosi
disebabkan oleh pemilihan dan penerapan teknologi yang salah tanpa memeperhatikan nilai-nilai ekologi. mengakibatkan merosotnya produktivitas tanah, menurunnya daya dukung tanah untuk memproduksi hasil pertanian dan terganggunya nilai keseimbangan lingkungan hidup.
Teknik Budi Daya
Teknik budi daya yang salah yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air akan mempercepat rusaknya tanah pertanian.
Pembukaan Hutan Yang Kurang Terencana
Kerusakan hutan erat kaitannya dengan berrkurangnya daya dukung lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah areal bukaan baru pertanian.
Pencemaran Tanah
pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
Perusakan hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah tererosi.
Proses kimiawi dan proses mekanis air hujan
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan.daerah yang tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.

5. Jenis – jenis tanah
1. Tanah Organosol
Tanah ini terjadi akibat pelapukan bahan-bahan organik. Tanah ini biasanya bersifat subur. Organosol terbagi menjadi 2 yaitu :
Tanah Gambut merupakan tanah hasil pembusukan yag tidak sempurna dari di daerah yang kadang-kadang tergenang oleh air (rawa). Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sifatnya yang terlalu basah (tergenang air). Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah kalimantan Barat, Pantai timur sumatera, dan pantai selatan Barat Papua.
Tanah Humus merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik yang mempunyai sifat sangat subur. Tanah ini berwarna kecoklatan dan cocok di tanami tanaman padi, kelapa, dan nanas. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.


2. Tanah Vulkanik
Tanah ini terjadi akibat pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah jenis ini dibagi menjadi 2, yaitu :
Regosol merupakan tanah dengan ciri ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning dan sedikit berbahan organik. Jenis tanah ini sangat cocok untuk menanam tanaman palawija seperti ketela, jagung dll. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, dan Papua.
Latosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna merah hingga kuning. Kandungan bahan organiknya sedang. Jenis tanah ini cocok untuk menanam tanaman palawija, padi ketela dll. Tanah latosol banyak di jumpai di daerah Sumatera, Jawa, Bali, dan Papua.

3. Tanah Aluvium (aluvial)
Tanah aluvium merupakan tanah yang diendapkan dari hasil erosi di dataran rendah. Jenis tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna kelabu dan subur Tanaman yang cocok ditanam di tanah jenis ini adalah palawija, tebu,kelapa, tembakau dll. Tanah jenis ini banyak ditemukan didaerah Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara dan kalimantan bagian selatan dan barat.
4. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat curah hujan yang tinggi dan suhunya yang rendah. Tanah ini mempunyai ciri-ciri yaitu miskin akan unsur hara, tidak subur dan berwarna merah sampai kuning. Tanah jenis ini cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah dataran tinggi jawa barat, sumatera, maluku, kalimantan dan puapua.
5. Tanah Laterit
Tanah Laterit merupakan tanah hasil cucian, kurang subur karena kehilangan unsur hara dan tandus. Awalnya tanah ini subur, namun karena unsur haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah dan cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah. Lampung, Jawa Barat.
6. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar. Ciri-ciri tanah jenis ini adalah miskin akan unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar-besar. Tanah litosol kurang subur sehingga tanaman yang cocok dengan tanah ini adalah tanaman-tanaman yang besar di hutan. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, jawa , maluku, dan nusa tenggara.
7. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan jenis tanah akbiat dari pelapukan batuan kapur. Je\nis tanah ini dibagi menjadi 2, yaitu :
Renzina merupakan tanah hasli pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna hitam dan miskin akan unsur hara. Tanah renzina banyak terdapa di daerah kapur gunung kidul (yogyakarta).
Mediteran merupakan tanah dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan bauan sedimen. Warna tanah ini kemerahan hingga coklat. Jenis tanah ini Cocok untuk tanaman palawija.
8. Tanah pasir
 merupakan tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen dengan butiran sangat kasar dan berkerikil. Jenis tanah ini banyak di jumpai dimana-mana.
9. Tanah  liat
Adalah tanah  yg  mengandung  lempung  (65%) , butir-butirnya sangat halus , sehingga rapat dan sulit menyerap air. Tanah liat banyak terdapat  didaratan rendah di Pulau Jawa dan Sumatra.
10. Tanah grumusol atau margalith
 tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur, tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, NusaTenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan jati.




6. Lapisan Tanah




Keterangan :
Horizon  O   : Humus atau sama dengan lapisan tumbuhan
Horizon  A1: Adanya  aktifitas biologis seperti cacing,athropoda.
Horizon  B   : Lapisan mineral seperti tanah liat
Horizon  C   : Bebatuan yang belum  mengalami  proses pelapukan
Horizon  R   : Bebatuan  menjadi tanah



7. Komposisi Tanah

Secara umum komposisi tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu
Bahan  Mineral  45%
Bahan  Organik 5%
Udara 25%
Air Tanah 25%
Kadar komposisi tanah ini nantinya akan  berpengaruh terhadap bentuk, warna, tekstur dan kesuburan  tanah. Contohnya untuk tanah  dengan  tekstur lempung berdebu (tanaman tumbuh dengan baik diatasnya) tersusun atas 25%,  25% air, 455 bahan mineral, 5% bahan organik.
8. Proses terbentuknya tanah
Proses Pembentukan Tanah :Tanah berasal daripelapukan batuandengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai
pedogenesis
. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yangterdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagaihorizon tanah. Setiap horizonmenceritakan mengenai asal dan proses-prosesfisika,kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.Hans Jenny(1899-1992), seorang pakar tanah asalSwisyang bekerja diAmerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telahmengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktoriklim,organisme  (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring denganberjalannyawaktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut

9. Cara mengolah tanah

1. Memberi pupuk / pemupukan sesuai dengan jenis tanah baik pupuk kandang
maupun pupuk buatan.
2. Membuat saluran irigasi untuk pengairan sawah yang jauh dari mata air.
3. Membuat sengkedan untuk mencegah erosi tanah.
4. Menjaga tanah dari penggunaan zat / bahan-bahan kimua yang merugikan.
5. Menanami lahan yang gundul untuk membantu terjadinya erosi.
6. Melakukan rotasi tanaman alias gonta-ganti jenis tanaman yang ditanam pada suatu bidang tanah.
7. Melaksanakan penghijauan dengan cara memberi humus pada tanah.
8. Memelihara cacing tanah dalam tanah untuk membantu menggemburkan tanah.
9. Tidak membuang sampah sembarangan di tanah.
10. Siklus Batuan
Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.

Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.

Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi, maka batua sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun batuan sedimen itu sendiri




Tidak ada komentar:

Posting Komentar